Selasa, 22 Agustus 2017

Kitab Allah Kitab Allah adalah catatan-catatan yang difirmankan oleh Allah kepada para nabi dan rasul. Umat Islam diwajibkan meyakininya, karena mempercayai kitab-kitab selain Al Qur'an sesuai dengan salah satu Rukun Iman. Jumlah kitab yang telah diturunkan sebanyak 114 kitab suci. Tulisan-tulisan firman Allah (Kitab Allah) zaman dahulu dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa berupa shuhuf dan mushaf. Kata shuhuf pula terdapat di surah al A'laa: "(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa." — Al-A'la 87:19 Kedua kalimat itu berasal dari akar kalimat yang sama yaitu, "sahafa" (menulis). Shuhuf (صحيفة; tunggal: sahifa) berarti sepenggal kalimat yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit, papirus dan media lain. Sedangkan mushaf (مصحف; jamak:masahif) berarti kumpulan-kumpulan shuhuf, yang dibundel menjadi satu, seperti 2 sampul dalam satu isi.[2] Dalam sejarah penulisan dari teks Qur'an, shuhuf terdiri dari beberapa lembaran yang pada akhirnya Qur'an dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Dalam shuhuf tersebut susunan tiap ayat di dalam surah telah tepat, tetapi lembaran-lembaran yang ada belumlah tersusun dengan rapi, tidak dibundel menjadi satu isi. Kalimat mushaf pada saat ini memiliki arti lembaran-lembaran yang dikumpulkan di dalam Qur'an yang telah dikoleksikan pada masa Utsman bin Affan. Pada saat itu, tiap ayat di dalam surah telah disusun dengan rapi. Saat ini umat Islam juga menyebut setiap duplikat Qur'an, yang mana memiliki keteraturan tiap ayat dan surah disebut mushaf. Shuhuf[sunting | sunting sumber] Shuhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada para nabi, tetapi tidak wajib disampaikan atau diajarkan kepada manusia. Beberapa nabi yang dikatakan memiliki shuhuf adalah: • Adam - 10 shuhuf • Syits - 60 shuhuf, (pendapat lain mengatakan 50 shuhuf)[1] • Khanukh - 30 shuhuf • Ibrahim - 30 shuhuf (10 shuhuf)[1] • Musa - 10 shuhuf Untuk shuhuf Ibrahim dan Musa tercantum di dalam firman Tuhan, surah Al-A'laa dan An-Najm, yang berbunyi; "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa." — Al-A’la 87:14 "Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?" — An-Najm 53:36-37 Mushaf[sunting | sunting sumber] Beberapa shuhuf yang telah dicatat dari firman Allah kemudian dijadikan satu yang memiliki nama bermacam-macam, yang telah diberikan kepada para rasul-Nya. Di antaranya adalah: Taurat (Torah)[sunting | sunting sumber] Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani, berisikan syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar dan diturunkan melalui Musa, pada kira-kira abad 12 sebelum masehi. Isi pokok Taurat adalah 10 firman Allah bagi bangsa Israel. Selain itu, Taurat berisikan tentang sejarah nabi-nabi terdahulu hingga Musa dan kumpulan hukum. "Allah telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil." — Ali 'Imran 3:3 Zabur (Mazmur)[sunting | sunting sumber] Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian bagi Allah) yang dibawakan melalui Daud yang berbahasa Qibti, pada kira-kira abad ke-10 sebelum masehi. Kitab ini tidak mengandung syariat, karena Daud diperintahkan untuk meneruskan syariat yang telah dibawa oleh Musa. "...dan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud." — An-Nisa' 4:163 Injil[sunting | sunting sumber] Injil pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani melalui murid-murid Isa untuk bangsa Israel sebagai penggenap ajaran Musa. Injil diturunkan pada permulaan abad pertama masehi. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitueuangelion yang berarti "kabar gembira". Injil-injil tidak mempunyai pembahasan sistematis mengenai satu tema atau tema-tema tertentu,[3] meskipun di dalamnya banyak membahas hal kerajaan Surga. Injil yang ada saat ini mengandung firman Allah dan riwayat Isa, yang semuanya ditulis oleh generasi setelah Isa. "...dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat, dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa." — Al-Ma'idah 5:46 Al-Qur`an[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Al-Qur'an • Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan kitab sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia. "Pada bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia." — Al-Baqarah 2:185 Tampilan Al-Qur`an dianggap unik, karena berupa prosa berirama, puisi epik, dan simfoni dalam keterpaduan teks yang indah. Isi Al-Qur`an juga dianggap unik, berupa paduan filsafat semesta, catatan sejarah, peringatan-peringatan dan hiburan, dasar-dasar hukum, serta doa-doa. Bagi umat Islam, tidak disyariatkan untuk mempelajari isi Taurat, Zabur, dan Injil yang ada saat ini, karena menurut ajaran Islam, dianggap telah mengandung berbagai tafsiran yang tidak benar[4] dan karena isi kesemua kitab yang masih diperlukan, telah dimasukkan ke dalam kitab Al-Qur`an. Namun tidak diperlukan juga upaya untuk menyerang atau menyalah-nyalahkan isi Taurat, Zabur, atau Injil, karena terdapat ayat-ayat Allah di dalamnya. Penjelasan di dalam al-Qur`an[sunting | sunting sumber] Dalam firman Allah ayat Al Imraan 3 ayat 4: "Sebelum (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan.[5] Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)." —  Al-'Imran 3:4 Kemudian An Nissa 4 ayat 136 dan 163: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." — An-Nisa' 4:27) "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman, dan Kami berikan Zabur kepada Daud." — An-Nisa' 4:163 Semua kitab turun pada bulan Ramadan[sunting | sunting sumber] Menurut sumber berdasarkan hadits shahih dari Imam Ahmad, kesemua kitab-kitab suci tersebut turun pada bulanRamadan, shuhuf Ibrahim turun pada awal malam pertama bulan Ramadan, Taurat turun pada hari keenam bulan Ramadan dan Injil pada hari ketiga belas dari Ramadan.[6] Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan berdasarkan pada salah satu surah di dalam Al-Qur'an yang berbunyi: "Bulan Ramadan yang diturunkan di dalamnya Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan atas petunjuk itu, serta pemisah antara haq dan batil." — Al-Baqarah 2:185 Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah menyanjung bulan Ramadan diatas bulan-bulan yang lain, yaitu dengan memilihnya sebagai bulan dimana kesemua kitab-kitab suci diturunkan di dalamnya. Janji Allah terhadap orang beriman[sunting | sunting sumber] Menurut keyakinan ajaran Islam, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah, kepada orang yang jujur, lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran. Sebagai contoh dalam ayat: "...dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al-Qur'an ) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan, dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka." — Al-Ma'idah 2:66 Hubungan Al-Qur'an dengan kitab terdahulu Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan Al-Qur'an dengan kitab lain Semua muslim meyakini bahwa adanya wahyu progresif, bahwa wahyu Tuhan berkembang dengan seiring berjalannya waktu dan perbedaan kelompok dari masyarakat. Didalam Al-Qur'an membenarkan tentang adanya larangan bekerja di hariSabbath dalam Taurat, tetapi Al-Qur'an membolehkan bekerja dan mengesampingkan hal tersebut. Pada awal tahun kenabian Muhammad, sebuah wahyu diberitakan kepadanya: "Katakanlah: Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu... — Al-Ma'idah 5:68 Kalimat ini diyakini oleh pemeluk agama Islam bahwa konversi agama lama menjadi agama Islam akan dimulai dengan segala ketulusan hati mengikuti firman dari kita-kitab suci sebelum A- Qur'an. Manusia dianugerahi Allah akal, ilmu dan hawa nafsu. Sehingga manusia mempunyai kebebasan berfikir dan berbuat sesuai dengan kemampuannya. Namun hal itu tidak cukup, oleh karena itu Allah mengutus para Rasul untuk memberikan petunjuk, pengajaran, dan peringatan kepada manusia melalui kitab-kitab-Nya. Kitab yang wajib kita percayaai ada empat yaitu kitab Taurat, kitab zabur, kitab Injil, dan kitab Al Qur’an. Kitab-kitab Allah diturunkan pada masa yang berbeda-beda sehingga syariat yang berlaku disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada saat itu. Ada satu pokok ajaran yang sama yang terkandung dalam semua kitab, yaitu ajaran tauhid atau keesaan Allah SWT. A. Pengertian Iman kepada Kitab Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. adalah mempercayai dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah itu benar-benar wahyu yang diturunkan kepada para rasul sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Beriman kepada kitab merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib percaya dan menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah Swt. Kepada para rasul itu pasti benar. Sebagaimana firman Allah SWT. : Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S. An Nisa [3] : 136) B. Nama Kitab-kitab Allah dan Rasul Penerimanya Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para rasul, yang wajib dipercayai ada 4 yaitu ; 1. Kitab Taurat Kitab Taurat diterima oleh Nabi Musa a.s. di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 Sebelum Masehi. Taurat merupakan salah satu tiga komponen (Thora, Nabiin, dan Khetubiin) yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut “Biblia”, yang belakangan ini oleh orang Kristen disebut “Old Statement” (Perjanjian Lama). Firman Allah yang yang menerangkan tentang diturunkannya Taurat kepada Nabi Musa terdapat dalam Q.S. Al Isra’ ayat 2 : Artinya : Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku. (Q.S. Al Isra’ [17]: 2) Kitab Taurat berisi sepuluh peraturan Allah yang diperuntukkan bagi kaum Bani Israil. Kesepuluh peraturan Allah yang harus diberlakukan bagi kaum bani Israil (bangsa Yahudi) juga dikenal dengan nama “The Ten Commandements” yang terdiri dari 3 (tiga) perintah dan tujuh larangan, yaitu ; a. Perintah mengesakan Allah b. Perintah menghormati ayah dan ibu c. Perintah mensucikan hari Sabtu d. Larangan menyembah berhala e. Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia f. Larangan membunuh manusia g. Larangan berbuat zina h. Larangan mencuri i. Larangan menjadi saksi palsu j. Larangan mengambil istri orang lain 2. Kitab Zabur Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud a.s. berisi tentang zikir, do’a, nasihat dan hikmah, tidak memuat hukum-hukum syariat, yang dikenal dengan Mazmur yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Syariat umat Nabi Daud diperintahkan mengikuti syari’at Nabi Musa. Diturunkan sekitar abad 10 Sebelum Masehi di daerah Yerussalem (Israel). Kata Zabur berasal dari verba “Zabara-Yazburu-Zabr” yang berarti ‘menulis’. Jadi Zabur menurut arti asalnya adalah ‘kitab tertulis”. Firman Allah Swt surat Al Isra ayat 55 : Artinya : “Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud “. (Q.S. Al Isra [17] : 55) 3. Kitab Injil Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as. Sekitar abad 1 Masehi. Pokok ajarannya sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Namun sebagian menghapus hukum-hukum yang ada dalam kitab Taurat yang sudah tidak sesuai jaman itu. Keberadaan Injil yang asli tidak diketahui keberadaannya. Injil yang sekarang merupakan tulisan pengikut nabi Isa yang berisi kisah atau laporan tentang Isa Al Masih, tentang kehidupan, perbuatan dan pengajarannya selama bertugas mengajak Bani Israil atau umat Yahudi untuk beragama yang benar. Pada mulanya beredar belasan macam Injil, tetapi sejak abad 4 M tokoh-tokoh gereja menetapkan hanya 4 versi yang sah, yaitu Injil karangan Matius, Markus, Lukas, dan Yahya. Firman Allah Swt. : Artinya: Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah. Padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik. (Q.S. Al Hadid [57] : 27) Firman Allah Swt surat Al Maidah ayat46 : Artinya : “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al Maidah [5]: 46). 4. Kitab Al Qur’an Kitab suci Al Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad saw. pada abad 6 Masehi di dua kota, yaitu kota Makkah dan Madinah. (Arab Saudi). Kitab Al Qur’an merupakan kitab yang terlengkap dan berlaku bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman, serta menjadi pedoman dan petunjuk bagi manusia yang bertakwa. Firman Allah Swt ; Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al Baqarah [2] : 2) Al Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai pedoman umat manusia dan seluruh alam semesta. Allah berfirman : Artinya : ”Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(Q.S. Al Anbiya [21]: 107) Kemurnian kitab Al Qur'an akan tetap terjaga sampai hari akhir. Firman Allah Swt. Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" (Q.S. Al Hijr [15]: 9) Ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an secara garis besar berisi tentang : a. Aqidah atau tauhid, yaitu ajaran yang menegaskan kembali tentang ke Maha Esaan Allah, agar manusia tidak menyembah Tuhan selain Allah b. Ajaran tentang ibadah, yakni ajaran yang mengandung tuntunan kepada manusia yang beriman mengenai tata cara pengabdian dan penyembahan kepada Allah c. Ajaran tentang mu’amalah, yakni ajaran yang mengatur tata cara hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk lainnya d. Tentang tabsir dan tanzir (janji dan ancaman), yaitu ayat-ayat yang menerangkan kabar gembira atau janji Allah kepada orang-orang yang beriman, rajin ibadah dan selalu berbuat kebajikan, mereka akan dimasukkan ke dalam surga. Dan ayat-ayat yang menerangkan ancaman bagi mereka yang kafir dan ingkar kepada Allah Swt dan berlaku dosa, kelak mereka akan dimaksukkan ke dalam neraka e. Hal-hal yang berhubungan dengan sejarah umat manusia, yakni kisah-kisah yang pernah terjadi dan dialami manusia zaman dahulu dengan segala sebab dan akibat perbuatan mereka f. Keterang-keterangan tentang alam ghaib, yaitu ayat-ayat yang menjelaskan tentang hal-hal yang immateri, yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusiaseperti malaikat, jin, syaitan, azab kubur, neraka, surga dan lain-lain g. Keterangan-keterang ilmiah, yaitu penjelasan tentang hal-hal yang bersifat ilmiyah seperti ayat-ayat yang menerangkan tentang alam semesta, bumi, matahari, udara dan lainnya. Disamping Allah menurunkan kitab kepada 4 orang rasul, Allah juga menurunkan suhuf kepada para rasul. Suhuf adalah lembaran wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi. Yang jumlahnya ada 100. Firman Allah Swt surat Al A'la ayat 18-19 : Artinya : “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. Al A’laa [87]: 18 – 19 ) Adapun para nabi dan rasul yang menerima suhuf dari Allah ialah : 1. Nabi Idris as, menerima 30 suhuf 2. Nabi Syits as, menerima 50 suhuf 3. Nabi Ibrahim as, menerima 10 suhuf 4. Nabi Musa as, menerima 10 suhuf C. Kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia Manusia diciptakan oleh Allah dan Allah-lah yang mengatur seluruh manusia. Setiap insan (manusia) semenjak berusia 120 hari (4 bulan) dalam kandungan ibunya telah mengikat janji dengan Allah Swt. Perjanjian tersebut merupakan pengakuan hamba untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Firman Allah SWT surat Al A'raf ayat 172 : Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q.S. Al A’raf [7]: 172) Kehidupan manusia adalah merupakan perjalanan panjang. Perjalanan hidup membutuhkan perhatian, perjuangan dan petunjuk agar hidupnya tidak tersesat. Al Qur’an merupakan satu-satunya petunjuk yang benar menuju jalan yang benar yang diridlai Allah Swt. Firman Allah SWT surat An Naml ayat 77: Artinya : “Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. An Naml [27]: 77) D. Al Qur’an sebagai kitab suci umat Islam Al Qur’an adalah kitab suci umat Islam, yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari ( ± 23 tahun) 13 tahun di Makkah, 10 tahun di Madinah. Al Qur’an berisi 114 surat, 86 surat diturunkan sebelum hijrah disebut surat makiyyah dan 28 surat diturunkan sesudah hijrah disebut surat madaniyyah. Surat yang paling panjang adalah surat Al Baqarah (286 ayat) dan yang paling pendek adalah surat Al Kautsar (3 ayat). Al Qur’an berisi tuntunan hidup yang berlaku untuk seluruh alam semesta serta tujuan utama tentang diciptakannya jin dan manusia. Firman Allah surat Adz Dzariyat ayat 56 : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Q.S. Adz Dzariyat [51] : 56) Sebagai kitab suci umat Islam, Al Qur’an memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kitab sebelumnya. Keutamaan Al Qur’an antara lain : 1. Al Qur’an merupakan kitab yang sempurna, berlaku sepanjang zaman bagi segenap manusia tanpa pembatasan suku dan bangsa. 2. Al Qur’an sebagai kitab penyempurna bagi ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya, menghapus sebagian syariat sebelumnya dan menetapkan hukum yang baru 3. Al Qur’an adalah kitab suci yang memiliki susunan bahasa dan sastra yang paling indah, yang dapat mempengaruhi jiwa yang mendengarnya. 4. Al Qur’an senantiasa terpelihara kemurniannya, tiada campur tangan manusia sedikit pun di dalamnya. 5. Al Qur’an berlaku sepanjang zaman dan isinya tidak bertentangan dengan akal sehat, bahkan ayat-ayatnya banyak yang memuliakan akal 6. Al Qur’an merupakan standar atau ukuran untuk menentukan benar tidaknya isi kitab-kitab yang sebelumnya. E. Keistimewaan Al Qur’an, ditegaskan Allah SWT. Qur’an surat Al Maidah ayat 48 : Artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang… (Q.S. Al Maidah [5] : 48)